UNIVERSITAS ANDALAS
STUDI KOHORT PROSPEKTIF DAN KOHORT RETROSPEKTIF
Oleh : Kelompok IV
NOVERA RONEMI (1311216011)
HANIF PERMATA SARI (1311216027)
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Lingkungan
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014
Puji
dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan
salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita senantiasa dapat
menjadikan Beliau sebagai tauladan
dalam menjalankan kehidupan, untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Makalah
ini merupakan tugas mata kuliah Epidemiologi Lingkungan pada peminatan
Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, yang dibimbing
oleh Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph. D. Pada
makalah ini Penulis akan membahas mengenai studi kohort prospektif dan studi
kohort retrospektif.
Apabila
ada kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, Penulis harapkan kritik dan
saran yang membangun untuk pertimbangan perbaikan selanjutnya.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................... 1
1.3
Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Defini
Studi Kohort........................................................................................... 3
2.2
Kekuatan dan Kelemahan
Studi Kohort............................................................ 5
2.3
Karakteristik Studi
Kohort................................................................................. 6
2.4
Langkah langkah dalam
Studi Kohort............................................................... 6
2.5
Contoh Studi Kohort.......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................................. 12
3.2
Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1
Studi kohort prospektif......................................................................... 3
Gambar 2.
2 Studi kohort prospektif......................................................................... 4
Gambar 2.
3 Studi kohort retrospektif....................................................................... 5
DAFAR TABEL
Tabel 2. 1 Tabel kontingensi 2 x 2........................................................................... 8
Tabel 2. 2 Hubungan
Kejadian Iritasi Pernafasan Menurut Tingkat Konsentrasi
Debu
Mangan, Pada Anak Usia 6-12 Tahun
di
Desa Satar Punda, 2011..................................................................... 11
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penelitian
merupakan salah satu upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbagai jenis penelitian atau studi saat ini mengharuskan kita berfikir kritis
untuk dapat menentukan studi yang tepat kita gunakan sesuai dengan masalah,
tempat, dan waktu yang akan kita teliti. Salah satunya adalah studi kohort.
Dalam
Epidemiologi, istilah kohort lebih mengacu kepada sekelompok orang yang
diteliti dan lahir dalam tahun yang sama, atau dalam periode yang sama. Kemudian,
kelompok tersebut akan bergerak melalui serangkaian kehidupan yang berbeda,
ketika kelompok bertambah usianya, perubahan dapat dilihat dalam data statistik
kesehatan dan data vital kelompok tersebut. Dengan demikian, berbagai faktor
kesehatan dan kematian dapat dilaak melalui kohort. Studi kohort akan melihat berbagai hubungan
antara faktor risiko dan efek dengan memilih kelompok studi berdasarkan
perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu
untuk melihat seberapa banyak subjek dalam masing masing kelompok yang
mengalami efek. Faktor risiko penelitian tersebut dapat diukur pada awal
penelitian (prospektif), ataupun pada penyakit sudah terjadi terlebih dahulu
sebelum dimulainya penelitian (retrospektif).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, Penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Apakah
definisi dari studi
kohort prospektif dan studi kohort retrospektif?
2.
Apa
saja kekuatan dan kelemahan studi kohort?
3.
Apa karakteristik penelitian kohort?
4.
Bagaimana
langkah langkah dalam penelitian
kohort?
5.
Apa
contoh penelitian kohort?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari
penulisan makala ini adalah untuk mengetahui tentang studi kohort prospektif
dan studi kohort retrospektif.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengetahui definisi studi kohort prospektif dan
studi kohort retrospektif.
2.
Mengetahui kekuatan dan kelemahan studi kohort
prospektif dan studi kohort retrospektif.
3.
Menjelaskan karakteristik penelitian kohort.
4.
Menjelaskan langkah langkah dalam penelitian kohort.
5.
Memberikan
contoh penelitian kohort.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Studi Kohort
Studi Kohort adalah studi yang
mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah
kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko.
Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak
subjek dalam masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah
kesehatan.
Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Studi kohort prospektif
Studi kohort
disebut prospektif apabila faktor
risiko, atau faktor
penelitian diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk
melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Lamanya follow up dapat
ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit.
Gambar 2.1
Studi kohort prospektif
Folow up
Follow
up
|
Populasi
|
Populasi
Dengan
Efek
|
Faktor risiko +
|
Faktor risiko -
|
Efek +
|
Efek -
|
Efek +
|
Efek -
|
Pada studi kohort
prospektif, faktor penelitian dimulai dari awal penelitian, kausa/ faktor
risiko diidentifikasi lebih dahulu, kemudian diikuti sampai waktu tertentu
untuk melihat efek/ penyakit, berikut dijelaskan pada skema:
Gambar
2.2
Studi kohort prospektif
|
Faktor risiko +
|
Faktor risiko -
|
Subjek tanpa faktor
risiko, tanpa efek
|
Ya
|
Tidakk
|
Tidakk
|
Ya
|
Penelitian dimulai disini sini
|
Apakah terjadi efek
|
Diikuti Prospektif
|
Pada studi kohort
prospektif, dapat dibedakan menjadi studi kohor prospektif dengan pembanding
internal dan eksterna. Studi kohort prospektif dengan pembanding interna,
kohort yang terpilih sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko dan
belum mengalami efek, kemudian sebagian terpapar secara alamiah lalu dilakukan
deteksi kejadian efek pada kedua kelompok tersebut
Studi kohort prospektif
dengan pembanding eksternal, ada
kelompok yang terpapar faktor risiko namun belum memberikan efek dan kelompok
lain tanpa paparan dan efek
2. Studi kohort retrospektif
Pada studi kohort
retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau
sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui
catatan historis.
Prinsip
studi kohort
retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun
pada studi
ini, pengamatan dimulai pada saat akibat
(efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam studi
retrospektif adalah populasi
yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort, dan yang diamati adalah faktor risiko masa lalu yang
diperoleh melalui pencatatan data
yang lengkap. Dengan demikian, bentuk
penelitian kohort
retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data tentang
faktor risiko
tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan
efek yang
ditemukan pada awal pengamatan.
Gmbar 2.3
Studi kohort
retrospektif
Subjek yang diteliti
|
Faktor Risiko +
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Faktor Risiko -
|
Apakah terjadi efek?
|
Penelitian dimulai
|
2.2 Kekuatan dan Kelemahan Studi Kohort
Kekuatan studi kohort, meliputi:
1.
Pada
awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit,
kemudian diikuti sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit
yang diteliti, sehingga sekuens waktu antara faktor risiko dan penyakit atau
efek dapat diketahui secara pasti.
2.
Dapat
menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.
3.
Dapat
menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena penelitian
dimulai dari faktor risiko sampai terjadinya penyakit.
4.
Dapat
meneliti paparan yang langka.
5.
Memungkinkan
peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak sebuah
paparan. Misalnya, apabila kita telah mengidentifikasi kohort berdasarkan
pemakaian kontrasepsi oral (pil KB), maka dengan studi kohort dapat diketahui
sejumlah kemungkinan efek kontrasepsi oral pada sejumlah penyakit, seperti
infark miokardium, kanker payudara, dan kanker ovarium.
6.
Dapat
memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi.
7.
Bias
dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil
8.
Hubungan
sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan.
Kelemahan
studi kohort, meliputi:
1.
Tidak
efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka
2.
Pada
studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan membutuhkan banyak
waktu.
3.
Pada
studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang lengkap dan akurat.
4.
Validitas
hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek subjek yang hilang pada
saat follow-up.
5. Dapat menimbulkan masalah etika, karena
peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang merugikan.
2.3 Karakteristik studi kohort
Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status
paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek
mengalami outcome yang diamati atau
tidak. Studi kohort memiliki karakteristik:
1.
Studi kohort bersifat
observasional
2.
Pengamatan dilakukan
dari sebab ke akibat
3.
Studi kohort sering
disebut sebagai studi insidens
4.
Terdapat kelompok
kontrol
5.
Terdapat hipotesis
spesifik
6.
Dapat bersifat
prospektif ataupun retrospektif
7.
Untuk kohort
retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder
2.4 Langkah-langkah dalam studi kohort
Dalam melakukan studi kohort, peneliti sebaiknya melakukan tahapan sebagai berikut:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis
Langkah
pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau
pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian,
baik variabel dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya
peneliti akan merumuskan hipotesa penelitian.
2. Menentukan
kelompok terpapar dan tidak terpapar
Pada
studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan mendapat
paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok
terpapar yang berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan
informasi yang lengkap dan akurat dari subjek penelitian. Populasi umum
merupakan pilihan yang tepat pada beberapa keadaan, seperti:
1.
Prevalensi
paparan pada populasi cukup tinggi
2.
Batas
geografik jelas, dan secara demografik stabil
3.
Ketersediaan
catatan demografi yang lengkap dan up to
date
Selain
populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus. Populasi khusus
merupakan alternatif pada keadaan apabila prevalensi paparan dan kejadian
penyakit pada populasi umum rendah, dan adanya kemudahan untuk memperoleh
informasi yang akurat.
Kelompok tidak
terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian kohort adalah kumpulan subjek
yang tidak mengalami pemaparan, atau pemaparannya berbeda dengan kelompok
target. Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih
dari populasi yang sama dengan populasi kelompok terpapar, dan dapat dipilih
dari populasi yang bukan asal kelompok terpapar, tetapi harus dipastikan kedua
populasi harus sama dalam hal faktor faktor yang merancukan penilaian hubungan
antara paparan dan penyakit yang sedang diteliti.
Kelemahan
dalam menggunakan populasi umum adalah derajat kesehatan berbeda, data
kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada populasi umum tidak seakurat
pada populasi khusus.
3.
Menentukan Sampel
Langkah
selanjutnya dalam studi kohort adalah menetapkan besarnya sampel yang akan
digunakan dalam penelitian, dan dapat dihitung dengan rumus:
n
=
+
}2
(
-
)2
4.
Pengambilan
data dan pencatatan
Kedua
kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak
terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan
pencatatan semua keterangan yang telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.
5.
Pengolahan
dan analisi data hasil penelitian
Semua
data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar
dapat ditangani dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Selanjutnya data yang
diperoleh disajikan dalam tabel.
Tabel 2. 1
Tabel kontingensi 2 x 2
Faktor
risiko
|
Penyakit
|
Total
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
Terpapar
|
A
|
b
|
a+b
|
Tidak terpapar
|
C
|
d
|
c+d
|
Total
|
a + c
|
b + d
|
a+b+c+d = N
|
Setelah
data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, atau
multivariat. Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek
sebagai penyebab timbulnya penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji
statistik yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat dicari dengan pendekatan
klasik ataupun probabilistik.
Pada
penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi kelompok
terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif) dan Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan antara
insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit
yang muncul dalam kelompok tidak terpapar. Berdasarkan tabel kontingensi di
atas maka rumus RR adalah
RR harus selalu disertai
nilai interval kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95%. Interpretasi hasil
RR adalah:
1.
Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang
diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh dalam terjadinya efek.
2.
Jika nilai RR > 1 dan rentang
interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel tersebut faktor
risiko dari penyakit.
3.
Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai
interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti faktor risiko yang kita
teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.
4.
Jika nilai interval kepercayaan RR
mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR = 1 sehingga belum dapat disimpulkan
bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif.
Atribute
risk adalah
selisih antara insidensi penyakit yang diderita kelompok terpapar dan insidensi
penyakit yang diderita kelompok yang tidak terpapar. Berdasarkan tabel 2 x 2
dapat dihitung nilai Atribute risk:
Pada penelitian kohort
juga dapat dilakukan perhitungan laju insidensi. Laju insidensi merupakan kecepatan
kejadian penyakit pada populasi, dengan rumus:
2.5 Contoh Penelitian Kohort
Suatu
penelitian kohort, ingin melihat hubungan konsentrasi mangan dalam udara
ambient dengan kejadian iritasi saluran pernafasan pada anak usia 6-12 tahun di
Desa Satar Punda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Tahun 2011. Penelitian ini
merupakan penelitian kohort prospektif, yang dilaksanakan pada Juli sampai
dengan September 2011.
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan
hipotesis
1) Rumusan masalah: Apakah ada
hubungan konsentrasi mangan dalam udara ambient dengan kejadian iritasi saluran
pernafasan
2) Hipotesis
Ho : tidak ada hubungan konsentrasi
mangan dalam udara ambient dengan kejadian iritasi saluran pernafasan.
Ha : ada hubungan konsentrasi
mangan dalam udara ambient dengan kejadian iritasi saluran pernafasan.
2. Menentukan
kelompok terpapar dan tidak terpapar
1) Kelompok
terpapar adalah orang yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam
udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu. Dalam hal ini adalah mereka
yang bertempat tinggal di Desa Satar Punda Kabupaten Manggarai Timur, Nusa
Tenggara Timur, yang merupakan tempat aktivitas pertambangan mangan.
2) Kelompok
tidak terpapar adalah orang yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan
dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu, berada di Desa Wangkung Kabupaten
Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.
3. Menentukan sampel
Dengan α 5%, proporsi 28. 8 %, β
0. 1, RR = 2
(Prevalensi ISPA) = 28. 8% = 0. 28
= RR
x
= 0.56
P = 0. 42
1.28, lalu disubstitusikan ke dalam
rumus:
+
}2
-
)2
Karena
adanya kemungkinan DO, maka peneliti mengambil tambahan 10 %, sehingga
totalsampl minimanya = 64 + (10% x 64) = 71, maka total sampel adalah 71 anak.
4. Pengambilan
data dan pencatatan
Pengumpulan
data kadar mangan dilakukan dengan alat High
Volume Air Samples (HVS). Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
follow up setiap minggu ke rumah anak, dengan kriteria inklusi adalah anak yang
berusia 6-12 tahun, anak sehat, tidak sedang sakit, tidak memiliki kelainan
bawaan, dan bersdia menjadi responden dibuktikan dengan inform consent. Kriteri
eklusi adalah, anak berusia dibawah 6 tahun atau diatas 12 tahun, berdasarkan
pemeriksaan sedang dalam keadaan sakit, atau menolak menjadi responden.
5.
Analisis data
Analisis data menggunakan SPSS 13.0, Seanjutnya
data yang telah diperoleh dimasukan ke dalam tabelkontingensi 2 x 2, sbagai
berikut:
Tabel 2. 2
Hubungan Kejadian Iritasi Pernafasan Menurut Tingkat Konsentrasi
Debu Mangan, Pada Anak Usia 6-12 Tahun di Desa Satar Punda, 2011
Tingkat Konsentrasi Debu Mangan
|
Iritasi Saluran Pernafasan
|
Total
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
Diatas
nilai baku mutu
|
37
|
4
|
41
|
Dibawah
nilai baku mutu
|
10
|
20
|
30
|
Total
|
47
|
24
|
71
|
Dari
tabel, dapat kita tentukan nilai Relative
risk,
2. 73
Hal ini berarti, anak
yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam udara ambient yang
telah melewati nilai baku mutu, 2. 73 kali akan mengalami kemungkinan iritasi saluran pernafasan,
dibandingkan dengan anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan
dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu.
Risiko
atributnya dapat dihitung,
AT = (37/ 41)
– (10/ 30) = 0. 572 ( 572 ‰)
Hal ini berarti, dari 1000 orang yang menghirup
udara dengan konsentrasi mangan dalam udara ambient yang telah melewati
nilai baku mutu, akan ditemukan 572 orang mengalami iritasi saluran pernafasan.
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Studi kohort prospektif adalah apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Studi kohort retrospektif, adalah apabila faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau.
2. Kekuatan dari studi kohort adalah dapat menetapkan urutan waktu kejadian, dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi. Kelemahannya adalah tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka, mahal, dan membutuhkan banyak waktu.
3. Studi kohort memiliki karakteristik, bersifat observasional, pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat, terdapat kelompok kontrol, terdapat hipotesis spesifik , sumber datanya menggunakan data sekunder pada studi retrospektif.
4. Tahapan melakukan studi kohort, yaitu merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis, menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar, menentukan sampel, melakukan pengambilan data dan pencatatan, mengolah dan menganalis data hasil penelitian.
5. Dari contoh didapatkan hasil bahwa, anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu, 2. 73 kali akan mengalami kemungkinan iritasi saluran pernafasan, dibandingkan dengan anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu.
3.2 Saran
Memperbanyak latihan dan membaca
berbagai sumber akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita dalam
memahami brbagai studi penelitian yang nantinya akan mempermudah kita dalam
penuisan karya ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Jakarta: Rineka Cipta
Kunthi,
Dyan N. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi.
Jakarta: EGC
Morton,
Richard. 2009. Panduan Studi Epidemiologi
dan Biostatistik. Jakarta: EGC
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan
Seni. Jakarta:
Rineka
Cipta
Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Konsentrasi Mangan Dalam Udara Ambient Dengan Kejadian
Iritasi Saluran Pernafasan Pada Anak Usia 6-12 Tahun Di Desa Satar Punda,
Manggarai, Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 ( 08 Maret 2014).
Judul: STUDI KOHORT PROSPEKTIF DAN KOHORT RETROSPEKTIF
Ditulis Oleh OMG SHOP
Silahkan tinggalkan komentar dan sarannya demi kemajuan blog ini kedepan...., Terima kasih
coppas sih coppas, tapi darapihkan layoutnya dong Bang
BalasHapus