Senin, 01 Desember 2014

Epidemiologi Deskriptif



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada pada di bawah kisaran normal. Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari seseorang kepada orang lain.
Berbagai jenis penyakit (menular dan tidak menular) sudah berkembang di lingkungan kita. Ada penyakit yang berkembang secara endemis di suatu wilayah karena penyakit ini sudah sejak lama berkembang di lingkungan tersebut. Ada juga jenis penyakit yang baru berkembang (new emerging diseases)di lingkungan kita seperti HIV/AIDS, SARS, Flu Burung. Penyakit ini menjadi ancaman baru bagi kesehatan masyarakat kita karena faktor hazard (lingkungan dan perilaku masyarakat) sebagai dampak globalisasi.
Mobilitas manusia yang semakin meningkat akibat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi akan berdampak pada penyebaran agent penyakit ke berbagai bagian dunia. Ada juga penyakit yang muncul kembali ke permukaan (reemerging disease) karena mutasi agent (seperti virus) atau penurunan daya tahan tubuh manusia. Semua jenis penyakit yang berkembang di masyarakat kita akan terkait dengan berbagai faktor (lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang tersedia).
Perkembangan penyakit di Indonesia saat ini sudah menjadi tekanan ganda (double burden) bagi masyarakat kita. Penyakit menular yang berkembang endemik di masyarakat kita belum mampu kita tekan, tetapi secara bersamaan korban penyakit tidak menular (jantung koroner, Stroke, kanker, DM type II, dsb) sudah semakin meningkat di myasarakat.
Ada empat faktor utama yang terkait dengan perkembangan berbagai jenis penyakit di masyarakat (lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang tersedia). Kondisi ini memengaruhi status kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut sangat bervariasi jenis dan cara kerjanya. Secara hirrarkis, keempat faktor tersebut terkait dengan perubahan global, kebijakan strategis pemerintah terkait dengan pembangunan, sistem nilai yang berkembang di dalam keluarga/masyarakat akibat tekanan ekonomi, sampai perubahan lingkungan fisik yang mempengaruhi gaya hidup manusia. Ada juga faktor khas yang terkait dengan perilaku manusia (life style – gaya hidup) yang memudahkan manusia terpapar (berisiko) dengan agent penyabab penyakit atau terjadinya perubahan pada tubuh manusia akibat gaya hidupnya (malaria dan jantung koroner).
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari agen, orang atau lingkungan. Karena pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang dapat timbul hanya di sebabkan oleh hanya satu faktor saja, pada umumnya kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai faktor yang secara bersama-sama mendorong terjadinya penyakit.
       Penyebab penyakit sebagai titik awal dari penyebaran dan timbulnya suatu  penyakit merupakan titik fokus dalam pola pikir kita akan hal itu.  Karena penyebab timbulnya penyakit di diri kita pada dasarnya dipengaruhi oleh perilaku sehat baik secara individual maupun secara menyeluruh dari suatu kelompok masyarakat. Perilaku sehat suatu masyarakat meliputi bagaimana masyarakat menjalankan gaya hidup sehat yang merupakan upaya pencegahan/preventif dalam rangka menjaga kesehatan tubuhnya jauh sebelum penyakit atau keadaan sakit itu menimpanya. Perilaku sehat dari seorang individu dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya yang berkembang dalam lingkungan masyarakat tempat ia berada.
1.2  Rumusan Masalah
Makalah ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit
1.3  Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Deskriptif, dan agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
1.4  Manfaat Penulisan
Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit, sehingga dapat dilakukan pencegahan, pemberantasan dari penyebab timbulnya penyakit.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit
Penyebaran penyakit dalam epidemiologi sering dibedakan atas tiga macam yakni penyebaran menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Penyebaran menurut ciri-ciri manusia yang lazim dipergunakan adalah menurut umur, jenis kelamin, suku bangsa, ras, kerentanan tubuh terhadap penyakit, pendidikan, pekerjaan dan status sosial lainnya.
Penyebaran menurut tempat dibedakan atas penyebaran lokal, nasional, regional dan internasional. Sedangkan penyebaran menurut waktu adalah yang menggambarkan perubahan siklik suatu penyakit, apakah bersifat menetap sepanjang waktu, berubah menurut perubahan waktu dan ataupun musim.
Perpaduan antara jumlah dan penyebaran penyakit ini dapat menggambarkan keadaan suatu penyakit, apakah bersifat endemi, epidemi, pandemi ataupun sporadik. Ambil contoh untuk pandemi misalnya,di sini penyakit menyerang banyak orang (jumlah dan ciri manusia), dalam suatu wilayah yang luas (tempat) serta dalam saat yang singkat (waktu).
Ada tiga faktor yang berperan pada setiap kejadian (penyebaran) penyakit, yaitu:
1. Manusia sebagai tuan rumah (host)
2. Penyebab/hama penyakit (agent)
3. Lingkungan yang mempengaruhi (environment)
Manusia sebagai tuan rumah (host) dapat menjadi faktor penyebaran penyakit yang didasarkan pada umur, jenis kelamin, suku bangsa, ras, kerentanan tubuh terhadap penyakit, pendidikan, pekerjaan dan status sosial lainnya. Kodisi fisik host yang menurun dapat menyebabkan dia terserang penyakit.
Penyebab/hama penyakit (agent) dapat menjadi faktor penyebab penebaran penyakit. Jika jumlah agent dalam lingkungan besar maka besar pula kemungkinan seseorang terkena penyakit. Begitupun sebaliknya, agen yang berada dalam lingkungan walaupun dalam jumlah kecil dapat menyerang manusia apabila manusia dalam keadaan lemah.
Kondisi lingkungan (environment) dapat pula menjadi faktor penyebab penularan penyakit. Kondisi lingkungan yang selau berubah dapat menurunkan kondisi fisik manusia sehingga dia rentan terhadap penyakit atau kondisi lingkungan yang berubah sehingga agent dapat berkembang biak dengan pesat pada lingkungan tersebut yang menyebabkan timbulnya penyakit.
Perubahan suhu sangat besar pengaruhnya pada vektor serangga dalam penyebaran penyakit. Faktor iklim sendiri merupakan salah satu faktor yang penting bagi berbagai jenis penyakit yang ditularkan melalui vektor (hewan yang membawa mikroorganisme patogen), penyakit saluran cerna, dan penyakit yang berhubungan dengan penularan melalui air. Salah satu vektor tersebut adalah nyamuk yang menularkan malaria dan penyakit virus seperti dengue dan demam kuning. Nyamuk membutuhkan genangan air untuk berkembang biak dan nyamuk dewasa membutuhkan kondisi yang lembab agar dapat hidup. Suhu yang lebih hangat meningkatkan perkembangbiakan nyamuk dan mempersingkat waktu pematangan dalam badan vektor tersebut sehingga vektor lebih cepat menjadi infeksius. Selain itu, suhu mempengaruhi perilaku nyamuk yang memungkinkan terjadinya penularan. Suhu yang lebih hangat cenderung meningkatkan perilaku menggigit nyamuk dan menghasilkan nyamuk dewasa yang lebih kecil sehingga membutuhkan darah yang lebih banyak agar dapat bereproduksi.
Rantai penularan penyakit adalah rangkaian sejumlah faktor yang memungkinkan proses penularan suatu penyakit dapat berlangsung. Faktor yang merupakan mata rantai itu ada 6, yaitu:
1. Adanya sumber penularan
2. Adanya hama penyakit
3. Adanya pintu keluar
4. Adanya cara penularan
5. Adanya pintu masuk
6. Adanya kerentanan
2.1.1    Sumber Penularan
Sumber penularan atau sumber infeksi adalah tempat dimana hama penyakit hidup dan berkembang biak secara alamiah. Dari sumber infeksi inilah kemudian penyakit itu menular kepada orang lain.
Sumber penularan penyakit dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Manusia (Human Reservoir)
Human reservoir dapat berupa:
- orang sakit dengan gejala-gejala yang jelas (kasus klinis)
- orang sakit dengan gejala-gejala yang tidak jelas (kasus sub klinis)
- Karier, yaitu orang yang tidak sakit tetapi tubuhnya mengandung dan mengeluarkan hama penyakit.
Sumber penularan itu mengandung hama penyakit pada berbagai bagian tubuhnya, misalnya dalam darah, paru-paru, hati, dan sebagainya. Juga dalam berbagai produk yang dikeluarkannya, misalnya ingus, ludah, dahak (sputum), urine, faeces, nanah, cairan luka, dan lain-lain, yang sewaktu-waktu dengan cara tertentu dapat menular kepada orang lain.
b. Hewan (Animal Reservoir)
Beberapa jenis hewan dapat menjadi sumber penularan beberapa macam penyakit, seperti misalnya lembu dan biri-biri (penyakit anthrax), anjing (penyakit rabies), tikus (penyakit pes), dan babi (cacing pita).
c. Lain-lain sumber penularan
Sumber penularan lain misalnya tanah dan udara. Di tanah terdapat berbagai bibit penyakit seperti misalnya spora dari basil tetanus (Clostridium tetani), telur dari cacing-cacing (cacing ankylostoma, ascaris, dan lain-lain), yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Di udara bebas beterbangan bermacam-macam mikro organisme yang juga dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti streptococcus, staphylococcus, dan lain-lain.
2.1.2 Hama penyakit
Yang dimaksud dengan hama penyakit adalah mikro organisme yang merupakan penyebab penyakit pada tuan rumah. Hama penyakit dapat dibedakan atas 4 golongan sebagai berikut, yaitu:

a. Golongan hewan
- Protozoa, contohnya Amoeba dysentri, Trypanosoma gambiense, Plasmodium malariae.
- Cacing-cacing, misalnya Filaria bancrofti, Ancylostoma duodenale, Taenia solium.
- Serangga, contohnya Saarcoptes scabii penyebab penyaki scabies.
b. Golongan tumbuh-tumbuhan
- Bakteri, misalnya bermacam-macam coccus, basil, dan spirillium.
- Jamur, contohnya Ptyriasis versicolor penyebab penyakit panu.
c. Golongan virus, misalnya virus DHF, AIDS, dan campak.
d. Golongan Rickettsia, misalnya Rickettsia rickettsi penyebab penyakit thypus bercak
    wabahi.
Hama penyakit ini hidup dalam tubuh tuan rumahnya sebagai parasit, mereka menimbulkan kerusakan pada sel-sel jaringan tubuh yang ditempatinya, baik secara langsung maupun melalui toksin (racun) yang dihasilkannya.
Di samping yang bersifat patogen sejati (obligat parasit), terdapat juga hama penyakit yang bersifat patogen fakultatif (fakultatif parasit oprtunis) seperti misalnya Clostridium tetani dan Staphylococcus aureus. Clostridium tetani yang sporanya banyak terdapat di tanah, debu, dan benda-benda yang kotor hanya akan menimbulkan penyakit tetanus apabila secara kebetulan masuk ke dalam luka pada kulit. Staphylococcus aureus yang banyak terdapat di udara bebas, baru akan menimbulkan penyakit (radang) apabila secara kebetulan sampai pada luka kulit.


2.1.3    Pintu Keluar
Pintu keluar adalah jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu keluar/dikeluarkan dari tubuh tuan rumah. Beberapa jenis penyakit infeksi memiliki pinru keluar yang berbeda-beda.
Pintu keluar dapat berupa:
a. Alat pernafasan
Yaitu hidung dan mulut, pada waktu penderita bernafas, berbicara, batuk, bersin, mengesang, dan atau mendahak. Ini terjadi misalnya pada penyakit TBC paru, influenza, dan difteria.
b. Alat pencernaan makanan
Dalam hal ini adalah mulut dan anus pada waktu penderita muntah dan atau berak, misalnya pada peyakit kolera. Pada peyakit dysentri dan thypus perut yang tidak memiliki gejala khas muntah, hama penyakit dikeluarkan hanya melalui anus bersama faeces. Pada penyakit kolera hama penyakit dikeluarkan juga melalui urine penderita.
c. Alat kencing dan kelamin
Ini terjadi pada beberapa jenis penyakit kelamin, misalnya gonorhoea, syphilis, AIDS, dan lain-lain.
d. Luka pada kulit
- Luka pada kulit dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
- Luka akibat terjadinya infeksi dan radang pada kulit (misalnya luka pada penyakit syphylis).
- Luka akibat gigitan binatang (misalnya gigitan nyamuk, kutu, atau pinjal).Luka yang dibuat dengan sengaja (misalnya luka bekas suntikan).
Pada luka (ulkus) akibat penyakit syphilis atau pennyakit frafmboesia hama penyakit dikeluarkan bersama cairan luka (exudat). Melalui gigitan nyamuk, kutu, dan pinjal dapat terisap keluar hama peyakit yang ada dalam darah penderita, misalnya pada penyakit malaria, typhus bercak pes. Melalui jarum suntik hama beberapa jenis penyakit dapat juga terbawa keluar, seperti misalnya pada penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.
2.1.4 Cara Penularan
Yang dimaksud dengan cara penularan penyakit adalah proses-proses yang dialami oleh hama penyakit tersebut sehingga dapat masuk ke dalam tubuh calon penderita. Masing-masing penyakit menular mempunyai cara penularan yang khas, yang satu berbeda dengan yang lain.
Cara-cara penularan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Melalui Hubungan Orang dengan Orang (Personal Contact)
Personal contact dapat dibedakan atas 5 cara, yaitu:
- Kontak fisik, contohnya penularan penyakit syphilis melalui hubungan seksual.
- Melalui tangan yang terkontaminasi, ini dapat terjadi misalnya pada penyakit kolera, seseorang yang tangannya terkontaminasi dengan produk si penderita, kemudian makan tanpa terlebih dahulu membersihkan tangannya.
- Melalui bebda-benda yang terkontaminasi. Benda-benda bekas dipergunakan oleh pederita dapat menjadi sarana penularan, seperti misalnya saputangan, handuk, piring, sendok, gelas, dan sebagainya, karena benda-benda tersebut telah terkontaminasi dengan produk dari penderita yang sudah barang tentu penuh dengan hama penyakit.
- Melalui titik udah (Droplet Infection). Ini dapat terjadi misalnya pada penyakit TBC paru dan nfluenza. Pada saat penderita bersin, batuk, atau berbicara, secara tidak disadari akan disemprotkan butir-butir yang amat halus dari ludah dan ingusnya ke udara. Penularan akan terjadi apabila butir-butir ludah atau ingus yang mengandung hama penyakit itu terisap oleh orang lain pada saat bernafas.
- Melalui udara (Air Borne Infection). Butir-butir ludah dan ingus seperti tersebut di atas mempunyai ukuran/diameter bermacam-macam. Butir-butir yang sangat halus akan terus melayang-layang di udara, sedangkan butir-butir yang cukup besar akan turun dan mengendap di tanah. Butir-butir yang melayang di udara apabila mengering akan meninggalkan inti yang berisi hama penyakit, yang disebut droplet nuclei, sedangkan butir-butir yang jatuh di tanah apabila mengering akan membentuk debu yang penuh dengan hama penyakit juga. Dengan perantara udara/angin baik itu droplet nuclei maupun debu yang terkontaminasi itu akan dapat tersebar sampai jauh, dan akan dapat menimbulkan penularan pada orang banyak melalui pernafasan.
b. Melalui Air (Water Borne Infection)
Air dapat menjadi sarana penularan beberapa macam penyakit, misalnya kolera, typhus, parathyphus, dysentri, radang hati menular, lumpuh kanak-kanak dan penyakit karena cacing. Penularan umumnya terjadi akibat orang mengkonsumsi air yang telah tercemar oleh faeces manusia, tana direbus atau diproses terlebih dahullu (faecal-oral infection).


c. Melalui Makanan (Food Borne Infection)
Penyakit-penyakit seperti yang telah disebutkan di atas juga dapat menular dengan perantara makanan. Penularan dapat terjadi karena:
- Makanan telah tercemar dengan hama penyakit akibat diproses oleh orang yang sedang menderita saki ataupun carrier penyakit tersebut.
- Makanan tercemar oleh hama penyakit tersebut dengan perantaraan lalat.
- Bahan makanan yang dimakan mentah tidak dicuci terlebih dahulu dengan sempurna sebelum dikonsumsi, padahal sebelumnya telah disiram air sungai/kali dan sebagainya.
d. Melalui Serangga (Insect Borne Infection=Arthropod Borne Infection)
Beberapa jenis serangga dapat menjadi vektor beberapa macam penyakit.
e. Melalui Alat-Alat Kedokteran Yang Tidak Steril
Beberapa jenis alat kedokteran misalnya jarum suntik, jarum tranfusi, jarum vaksinasi, dan sebagainya dapat juga menjadi perantara penularan beberapa jenis penyakit.
2.1.5 Pintu Masuk
Yang dimaksud dengan pintu masuk adalah bagian-bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu masuk ke dalam tubuh calon penderita. Pintu masuk itu disebut juga pintu infeksi. Pintu masuk itu umumnya sama dengan pintu keluar, yaitu:
a. Alat pernafasan, yaitu idung dan mulut, misalnya pada penyakit TBC paru, influenza dan difteria.
b. Alat Pencernaan Makanan, yaitu mulut misalnya pada penyakit kolera, dysentri, dan thypus perut.
c.Alat kencing dan kelamin, misalnya pada penularan penyakit gonorhoea, syphilis, dan AIDS.
d. Luka pada kulit, dapat berupa luka pada gigitan hewan/serangga, misalnya pada penularan penyakit malaria, DHF, dan pes. Atau luka buatan misalnya bekas suntikan, pada pennularan penyakit Hepatitis infectiosa dan AIDS.
2.1. 6 Kerentanan
Kerentanan adalah kesediaan dari tubuh calon tuan rumah untuk mejadi sakit. Tanpa adanya kerentanan maka calon tuan rumah tersebut akan tetap sehat meskipun mendapat penularan hama penyakit.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari meskipun kita dikelilingi dan diserang oleh hama peyakit yang tidak terhitng jumlahnya , kita tidak selalu jatuh sakit. 
2.2  Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:
2.2.1 Host: Penjamu
Yaitu semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain:
1.    Faktor keturunan
Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti misalnya penyakit alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan darah.


2.       Mekanisme pertahanan tubuh
Secara umum, mekanisme pertahanan tubuh dapat dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan pertahanan tubuh khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai berikut:
- Umum: kulit yang utuh, mukosa yang utuh, kuku, rambut, bulu hidung, sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar llimpa.
- Khusus: pembentukan antibody, leukositosis, patositosis, imunisasi, pemberian serum.
3.        Umur
Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.
4.       Jenis kelamin
Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim pada perempuan.
5.       Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu, misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat, terutama Negara Inggris.
6.        Status perkawinan
Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.
7.       Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya
8.    Kebiasaan hidup
Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
2.2.2  Agent: Bibit penyakit
                Yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan dalam lima macam, yaitu:
      a. Golongan nutrient
                Golongan nutrient adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan nutrient dibedakan menjadi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Jika seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan timbul penyakit tertentu.
      b. Golongan kimia
                Golongan kimia adalah berbagai zat kimia yang ditemukan di alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh. Sebenarnya golongan nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati peranan tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan. Apabila tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam berat, gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit tertentu.
      c. Golongan fisik
                Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, kelembaban udara, tekanan udara, radiasi atau trauma mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Perannya dalam menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam keadaan yang ekstrim, baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.
      d. Golongan mekanik
                Golongan mekanik sering digolongkan pula kedalam golongan fisik.Bedanya, pada golongan mekanik unsure campur tangan manusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di jalan raya, pukulan, dan lain-lain.
      e. Golongan biologic
                Penyebab penyakit yang termasuk golongan biologic dapat berupa jasat renik (micro organisme) dan atau yang bukan jasat renik baik yang berasal dari hewan (flora) dan ataupun yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (fauna). Contohnya adalah metazoan, protozoa, bakteri, virus, jamur.
      2.2.3 Lingkungan
                Yaitu agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organism. Secara umum, lingkungan terbagi atas dua macam yaitu:
      a. Lingkungan fisik
                Lingkungan fisik adalah lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia. Misalnya cuaca, musim, keadaan geografis, dan struktur geologi.

      b. Lingkungan non fisik
                Lingkungan non fisik ialah lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk faktor social budaya, norma, nilai, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satunya sebagai reservoir bibit penyakit, yaitu sebagai tempat hidup yang dipandang paling sesuai bagi bibit penyakit.













BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan parameter kesehatan merka berada pada di bawah kisaran normal. Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari seseorang kepada orang lain.
Ada empat faktor utama yang terkait dengan perkembangan berbagai jenis penyakit di masyarakat (lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang tersedia). Kondisi ini memengaruhi status kesehatan masyarakat.
Penyebaran penyakit dalam epidemiologi sering dibedakan atas tiga macam yakni penyebaran menurut ciri-ciri manusia, tempat dan waktu.
Ada tiga faktor yang berperan pada setiap kejadian (penyebaran) penyakit, yaitu: Manusia sebagai tuan rumah (host), penyebab/hama penyakit (agent), lingkungan yang mempengaruhi (environment). Faktor yang merupakan mata rantai itu ada 6, yaitu: adanya sumber penularan, adanya hama penyakit, adanya pintu keluar, adanya cara penularan, adanya pintu masuk, adanya kerentanan.
3.2  Saran
Adapun saran kami untuk mencegah penyebaran penyakit khususnya penyakit infeksi maka yang perlu dilakukan adalah:
  1. Sering mencuci tangan sebelum dan sesudah mempersiapkan makanan, sebelum dan setelah ke toilet.
  2. Vaksinasi, imunisasi dapat mengurangi risiko terhadappenyakit. Pastikan anak Anda mengikuti jadwal vaksinasi dengan baik.
  3. Bijaksana mengunakan antibiotik. Minum antibitoik sesuai resep dokter dan patuhi aturannya. Lakukan seks dengan aman. Gunakan kondom jika Anda atau pasangan memiliki risiko penyakit menular seksual atau kebiasaan berisiko tinggi.
    Bepergian secara bijak. Jangan naik pesawat jika Anda sakit. Dengan banyak orang dalam ruangan kecil, anda dapat menginfeksi penumpang lainnya di pesawat dan perjalanan tidak nyaman.
  4. Jangan berbagi barang pribadi, seperti sikat gigi, sisir, dan alat cukur sendiri.
    Jagalah kesehatan hewan peliharaan. Bawalah hewan peliharaaan ke dokter hewan untuk perawatan rutin.
    Jagalah areal hidup hewan Anda dengan bersih..
  5. Perhatikan agar selalu membersihkan zona panas di rumah Anda seperti dapur dan kamar mandi. Dua ruangan ini dapat memiliki konsentrasi bakteri yang tinggi.
Promosi kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan di masyarakat haruslah memperhatikan pengaruh-pengaruh aspek-aspek sosial budaya dalam perubahan perilaku sehat masyarakat.

Terima Kasih Anda Telah Membaca Tulisan Ini
Judul: Epidemiologi Deskriptif
Ditulis Oleh OMG SHOP
Silahkan tinggalkan komentar dan sarannya demi kemajuan blog ini kedepan...., Terima kasih

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Scary Pumpkin 3