BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit dapat
didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang menyebabkan parameter kesehatan mereka berada pada di bawah kisaran normal.
Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari
seseorang kepada orang lain.
Berbagai jenis
penyakit (menular dan tidak menular) sudah berkembang di lingkungan kita. Ada
penyakit yang berkembang secara endemis di suatu wilayah karena penyakit ini
sudah sejak lama berkembang di lingkungan tersebut. Ada juga jenis penyakit
yang baru berkembang (new emerging diseases)di
lingkungan kita seperti HIV/AIDS, SARS, Flu Burung. Penyakit ini menjadi
ancaman baru bagi kesehatan masyarakat kita karena faktor hazard (lingkungan
dan perilaku masyarakat) sebagai dampak globalisasi.
Mobilitas manusia
yang semakin meningkat akibat kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi
akan berdampak pada penyebaran agent penyakit ke berbagai bagian dunia. Ada
juga penyakit yang muncul kembali ke permukaan (reemerging disease) karena
mutasi agent (seperti virus) atau penurunan
daya tahan tubuh manusia. Semua jenis penyakit yang berkembang di masyarakat
kita akan terkait dengan berbagai faktor (lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang
tersedia).
Perkembangan
penyakit di Indonesia saat ini sudah menjadi tekanan
ganda (double burden) bagi masyarakat kita. Penyakit menular yang berkembang
endemik di masyarakat kita belum mampu kita tekan, tetapi secara bersamaan
korban penyakit tidak menular (jantung koroner, Stroke, kanker, DM type II,
dsb) sudah semakin meningkat di myasarakat.
Ada empat faktor
utama yang terkait dengan perkembangan berbagai jenis penyakit di masyarakat
(lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang
tersedia). Kondisi ini memengaruhi status kesehatan masyarakat. Keempat faktor
tersebut sangat bervariasi jenis dan cara kerjanya. Secara hirrarkis, keempat
faktor tersebut terkait dengan perubahan global, kebijakan strategis pemerintah terkait dengan pembangunan, sistem nilai
yang berkembang di dalam keluarga/masyarakat akibat tekanan ekonomi,
sampai perubahan lingkungan fisik yang mempengaruhi gaya hidup manusia. Ada
juga faktor khas yang terkait dengan perilaku manusia (life style – gaya hidup) yang memudahkan manusia terpapar
(berisiko) dengan agent penyabab penyakit atau terjadinya perubahan pada tubuh
manusia akibat gaya hidupnya (malaria dan jantung koroner).
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari
agen, orang atau lingkungan. Karena pada dasarnya, tidak satu pun penyakit yang
dapat timbul hanya di sebabkan oleh hanya satu faktor saja, pada umumnya
kejadian penyakit di sebabkan oleh berbagai faktor yang secara bersama-sama
mendorong terjadinya penyakit.
Penyebab
penyakit sebagai titik awal dari penyebaran dan timbulnya suatu penyakit merupakan titik fokus dalam pola
pikir kita akan hal itu. Karena penyebab
timbulnya penyakit di diri kita pada dasarnya dipengaruhi oleh perilaku sehat
baik secara individual maupun secara menyeluruh dari suatu kelompok masyarakat.
Perilaku sehat suatu masyarakat meliputi bagaimana masyarakat menjalankan gaya
hidup sehat yang merupakan upaya pencegahan/preventif dalam rangka menjaga
kesehatan tubuhnya jauh sebelum penyakit atau keadaan sakit itu menimpanya.
Perilaku sehat dari seorang individu dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya
yang berkembang dalam lingkungan masyarakat tempat ia berada.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini membahas faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Epidemiologi Deskriptif, dan agar dapat mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
1.4 Manfaat
Penulisan
Dapat mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi timbulnya penyakit, sehingga dapat dilakukan pencegahan,
pemberantasan dari penyebab timbulnya penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit
Penyebaran penyakit
dalam epidemiologi sering dibedakan atas tiga macam yakni penyebaran menurut
ciri-ciri manusia, tempat dan waktu. Penyebaran menurut ciri-ciri manusia yang
lazim dipergunakan adalah menurut umur, jenis kelamin, suku bangsa, ras,
kerentanan tubuh terhadap penyakit, pendidikan, pekerjaan dan status sosial
lainnya.
Penyebaran menurut
tempat dibedakan atas penyebaran lokal, nasional, regional dan internasional.
Sedangkan penyebaran menurut waktu adalah yang menggambarkan perubahan siklik
suatu penyakit, apakah bersifat menetap sepanjang waktu, berubah menurut perubahan
waktu dan ataupun musim.
Perpaduan antara
jumlah dan penyebaran penyakit ini dapat menggambarkan keadaan suatu penyakit,
apakah bersifat endemi, epidemi, pandemi ataupun sporadik. Ambil contoh untuk
pandemi misalnya,di sini penyakit menyerang banyak orang (jumlah dan ciri
manusia), dalam suatu wilayah yang luas (tempat) serta dalam saat yang singkat
(waktu).
Ada tiga faktor yang berperan pada setiap kejadian (penyebaran) penyakit,
yaitu:
1. Manusia
sebagai tuan rumah (host)
2. Penyebab/hama penyakit (agent)
3. Lingkungan yang mempengaruhi
(environment)
Manusia sebagai
tuan rumah (host) dapat menjadi faktor penyebaran penyakit yang didasarkan pada
umur, jenis kelamin, suku bangsa, ras, kerentanan tubuh terhadap penyakit,
pendidikan, pekerjaan dan status sosial lainnya. Kodisi fisik host yang menurun
dapat menyebabkan dia terserang penyakit.
Penyebab/hama
penyakit (agent) dapat menjadi faktor penyebab penebaran penyakit. Jika jumlah agent dalam lingkungan besar maka besar
pula kemungkinan seseorang terkena penyakit. Begitupun sebaliknya, agen yang
berada dalam lingkungan walaupun dalam jumlah kecil dapat menyerang manusia
apabila manusia dalam keadaan lemah.
Kondisi lingkungan (environment) dapat pula menjadi faktor penyebab
penularan penyakit. Kondisi lingkungan yang selau berubah dapat menurunkan
kondisi fisik manusia sehingga dia rentan terhadap penyakit atau kondisi
lingkungan yang berubah sehingga agent dapat berkembang biak dengan pesat pada
lingkungan tersebut yang menyebabkan timbulnya penyakit.
Perubahan suhu sangat besar pengaruhnya pada vektor serangga dalam
penyebaran penyakit. Faktor iklim sendiri merupakan salah satu faktor yang
penting bagi berbagai jenis penyakit yang ditularkan melalui vektor (hewan yang
membawa mikroorganisme patogen), penyakit saluran cerna, dan penyakit yang
berhubungan dengan penularan melalui air. Salah satu vektor tersebut adalah
nyamuk yang menularkan malaria dan penyakit virus seperti dengue dan demam
kuning. Nyamuk membutuhkan genangan air untuk berkembang biak dan nyamuk dewasa
membutuhkan kondisi yang lembab agar dapat hidup. Suhu yang lebih hangat
meningkatkan perkembangbiakan nyamuk dan mempersingkat waktu pematangan dalam
badan vektor tersebut sehingga vektor lebih cepat menjadi infeksius. Selain
itu, suhu mempengaruhi perilaku nyamuk yang memungkinkan terjadinya penularan.
Suhu yang lebih hangat cenderung meningkatkan perilaku menggigit nyamuk dan
menghasilkan nyamuk dewasa yang lebih kecil sehingga membutuhkan darah yang
lebih banyak agar dapat bereproduksi.
Rantai penularan penyakit adalah rangkaian sejumlah faktor yang
memungkinkan proses penularan suatu penyakit dapat berlangsung. Faktor yang merupakan mata rantai itu ada 6, yaitu:
1. Adanya sumber penularan
2. Adanya hama penyakit
3. Adanya pintu keluar
4. Adanya cara penularan
5. Adanya pintu masuk
6. Adanya kerentanan
2.1.1 Sumber Penularan
Sumber penularan
atau sumber infeksi adalah tempat dimana hama penyakit hidup dan berkembang
biak secara alamiah. Dari sumber infeksi inilah kemudian penyakit itu menular
kepada orang lain.
Sumber penularan penyakit dapat
dibedakan atas tiga macam, yaitu:
a. Manusia (Human Reservoir)
Human reservoir dapat berupa:
- orang sakit dengan gejala-gejala yang jelas (kasus klinis)
- orang sakit dengan gejala-gejala yang tidak jelas (kasus sub klinis)
- Karier, yaitu orang yang tidak sakit tetapi
tubuhnya mengandung dan mengeluarkan hama penyakit.
Sumber penularan itu mengandung hama penyakit pada berbagai bagian
tubuhnya, misalnya dalam darah, paru-paru, hati, dan sebagainya. Juga dalam
berbagai produk yang dikeluarkannya, misalnya ingus, ludah, dahak (sputum),
urine, faeces, nanah, cairan luka, dan lain-lain, yang sewaktu-waktu dengan
cara tertentu dapat menular kepada orang lain.
b. Hewan (Animal Reservoir)
Beberapa jenis
hewan dapat menjadi sumber penularan beberapa macam penyakit, seperti misalnya
lembu dan biri-biri (penyakit anthrax), anjing (penyakit rabies), tikus
(penyakit pes), dan babi (cacing pita).
c. Lain-lain sumber penularan
Sumber penularan lain misalnya tanah dan udara. Di tanah terdapat berbagai
bibit penyakit seperti misalnya spora dari basil tetanus (Clostridium tetani),
telur dari cacing-cacing (cacing ankylostoma, ascaris, dan lain-lain), yang
dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Di udara bebas beterbangan bermacam-macam
mikro organisme yang juga dapat menimbulkan penyakit-penyakit seperti
streptococcus, staphylococcus, dan lain-lain.
2.1.2 Hama penyakit
Yang dimaksud
dengan hama penyakit adalah mikro organisme yang merupakan penyebab penyakit
pada tuan rumah. Hama penyakit dapat dibedakan atas 4 golongan sebagai berikut,
yaitu:
a. Golongan hewan
- Protozoa, contohnya Amoeba dysentri,
Trypanosoma gambiense, Plasmodium malariae.
- Cacing-cacing, misalnya Filaria
bancrofti, Ancylostoma duodenale, Taenia solium.
- Serangga, contohnya Saarcoptes scabii
penyebab penyaki scabies.
b. Golongan tumbuh-tumbuhan
- Bakteri,
misalnya bermacam-macam coccus, basil, dan spirillium.
- Jamur, contohnya
Ptyriasis versicolor penyebab penyakit panu.
c. Golongan
virus, misalnya virus DHF, AIDS, dan campak.
d. Golongan
Rickettsia, misalnya Rickettsia rickettsi penyebab penyakit thypus bercak
wabahi.
Hama penyakit ini hidup dalam tubuh tuan rumahnya sebagai parasit, mereka
menimbulkan kerusakan pada sel-sel jaringan tubuh yang ditempatinya, baik
secara langsung maupun melalui toksin (racun) yang dihasilkannya.
Di samping yang bersifat patogen sejati (obligat parasit), terdapat juga
hama penyakit yang bersifat patogen fakultatif (fakultatif parasit oprtunis)
seperti misalnya Clostridium tetani dan Staphylococcus aureus. Clostridium
tetani yang sporanya banyak terdapat di tanah, debu, dan benda-benda yang kotor
hanya akan menimbulkan penyakit tetanus apabila secara kebetulan masuk ke dalam
luka pada kulit. Staphylococcus aureus yang banyak terdapat di udara bebas,
baru akan menimbulkan penyakit (radang) apabila secara kebetulan sampai pada
luka kulit.
2.1.3 Pintu Keluar
Pintu keluar adalah
jalan yang dilalui oleh hama penyakit sewaktu keluar/dikeluarkan dari tubuh
tuan rumah. Beberapa jenis penyakit infeksi memiliki pinru keluar yang
berbeda-beda.
Pintu keluar dapat berupa:
a. Alat pernafasan
Yaitu hidung dan
mulut, pada waktu penderita bernafas, berbicara, batuk, bersin, mengesang, dan
atau mendahak. Ini terjadi misalnya pada penyakit TBC paru, influenza, dan
difteria.
b. Alat pencernaan makanan
Dalam hal ini
adalah mulut dan anus pada waktu penderita muntah dan atau berak, misalnya pada
peyakit kolera. Pada peyakit dysentri dan thypus perut yang tidak memiliki
gejala khas muntah, hama penyakit dikeluarkan hanya melalui anus bersama
faeces. Pada penyakit
kolera hama penyakit dikeluarkan juga melalui urine penderita.
c. Alat kencing dan kelamin
Ini terjadi pada
beberapa jenis penyakit kelamin, misalnya gonorhoea, syphilis, AIDS, dan
lain-lain.
d. Luka pada kulit
- Luka pada
kulit dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
- Luka akibat terjadinya infeksi
dan radang pada kulit (misalnya luka pada penyakit syphylis).
- Luka akibat gigitan binatang
(misalnya gigitan nyamuk, kutu, atau pinjal).Luka yang dibuat dengan sengaja (misalnya luka
bekas suntikan).
Pada luka (ulkus) akibat penyakit syphilis atau pennyakit frafmboesia hama penyakit
dikeluarkan bersama cairan luka (exudat). Melalui gigitan nyamuk, kutu, dan
pinjal dapat terisap keluar hama peyakit yang ada dalam darah penderita,
misalnya pada penyakit malaria, typhus bercak pes. Melalui jarum suntik hama
beberapa jenis penyakit dapat juga terbawa keluar, seperti misalnya pada
penyakit hepatitis infectiosa dan AIDS.
2.1.4 Cara Penularan
Yang dimaksud
dengan cara penularan penyakit adalah proses-proses yang dialami oleh hama
penyakit tersebut sehingga dapat masuk ke dalam tubuh calon penderita.
Masing-masing penyakit menular mempunyai cara penularan yang khas, yang satu
berbeda dengan yang lain.
Cara-cara penularan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Melalui
Hubungan Orang dengan Orang (Personal Contact)
Personal
contact dapat dibedakan atas 5 cara, yaitu:
- Kontak
fisik, contohnya penularan penyakit syphilis melalui hubungan seksual.
- Melalui tangan yang terkontaminasi, ini dapat terjadi misalnya pada
penyakit kolera, seseorang yang tangannya terkontaminasi dengan produk si penderita,
kemudian makan tanpa terlebih dahulu membersihkan tangannya.
- Melalui bebda-benda yang terkontaminasi. Benda-benda bekas
dipergunakan oleh pederita dapat menjadi sarana penularan, seperti misalnya
saputangan, handuk, piring, sendok, gelas, dan sebagainya, karena benda-benda
tersebut telah terkontaminasi dengan produk dari penderita yang sudah barang
tentu penuh dengan hama penyakit.
- Melalui titik udah (Droplet Infection). Ini dapat terjadi misalnya
pada penyakit TBC paru dan nfluenza. Pada saat penderita bersin, batuk, atau
berbicara, secara tidak disadari akan disemprotkan butir-butir yang amat halus
dari ludah dan ingusnya ke udara. Penularan akan terjadi apabila butir-butir
ludah atau ingus yang mengandung hama penyakit itu terisap oleh orang lain pada
saat bernafas.
- Melalui udara (Air Borne Infection). Butir-butir ludah dan ingus
seperti tersebut di atas mempunyai ukuran/diameter bermacam-macam. Butir-butir
yang sangat halus akan terus melayang-layang di udara, sedangkan butir-butir
yang cukup besar akan turun dan mengendap di tanah. Butir-butir yang melayang
di udara apabila mengering akan meninggalkan inti yang berisi hama penyakit,
yang disebut droplet nuclei, sedangkan butir-butir yang jatuh di tanah apabila
mengering akan membentuk debu yang penuh dengan hama penyakit juga. Dengan
perantara udara/angin baik itu droplet nuclei maupun debu yang terkontaminasi
itu akan dapat tersebar sampai jauh, dan akan dapat menimbulkan penularan pada
orang banyak melalui pernafasan.
b. Melalui Air (Water Borne
Infection)
Air dapat menjadi
sarana penularan beberapa macam penyakit, misalnya kolera, typhus, parathyphus,
dysentri, radang hati menular, lumpuh kanak-kanak dan penyakit karena cacing.
Penularan umumnya terjadi akibat orang mengkonsumsi air yang telah tercemar
oleh faeces manusia, tana direbus atau diproses terlebih dahullu (faecal-oral
infection).
c. Melalui Makanan (Food Borne
Infection)
Penyakit-penyakit
seperti yang telah disebutkan di atas juga dapat menular dengan perantara
makanan. Penularan dapat terjadi karena:
- Makanan telah tercemar dengan hama penyakit akibat diproses oleh
orang yang sedang menderita saki ataupun carrier penyakit tersebut.
- Makanan
tercemar oleh hama penyakit tersebut dengan perantaraan lalat.
- Bahan makanan yang dimakan mentah tidak dicuci terlebih dahulu
dengan sempurna sebelum dikonsumsi, padahal sebelumnya telah disiram air
sungai/kali dan sebagainya.
d. Melalui Serangga (Insect
Borne Infection=Arthropod Borne Infection)
Beberapa jenis
serangga dapat menjadi vektor beberapa macam penyakit.
e. Melalui
Alat-Alat Kedokteran Yang Tidak Steril
Beberapa jenis
alat kedokteran misalnya jarum suntik, jarum tranfusi, jarum vaksinasi, dan
sebagainya dapat juga menjadi perantara penularan beberapa jenis penyakit.
2.1.5 Pintu Masuk
Yang dimaksud
dengan pintu masuk adalah bagian-bagian badan yang dilalui oleh hama penyakit
sewaktu masuk ke dalam tubuh calon penderita. Pintu masuk itu disebut juga
pintu infeksi. Pintu masuk itu umumnya sama dengan pintu keluar, yaitu:
a. Alat pernafasan, yaitu idung
dan mulut, misalnya pada penyakit TBC paru, influenza dan difteria.
b. Alat
Pencernaan Makanan, yaitu mulut misalnya pada penyakit kolera, dysentri, dan
thypus perut.
c.Alat kencing
dan kelamin, misalnya pada penularan penyakit gonorhoea, syphilis, dan AIDS.
d. Luka
pada kulit, dapat berupa luka pada gigitan hewan/serangga, misalnya pada
penularan penyakit malaria, DHF, dan pes. Atau luka buatan misalnya bekas
suntikan, pada pennularan penyakit Hepatitis infectiosa dan AIDS.
2.1. 6 Kerentanan
Kerentanan adalah
kesediaan dari tubuh calon tuan rumah untuk mejadi sakit. Tanpa adanya
kerentanan maka calon tuan rumah tersebut akan tetap sehat meskipun mendapat
penularan hama penyakit.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari meskipun kita dikelilingi dan diserang
oleh hama peyakit yang tidak terhitng jumlahnya , kita tidak selalu jatuh
sakit.
2.2 Faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit.
Timbul atau
tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu:
2.2.1 Host: Penjamu
2.2.1 Host: Penjamu
Yaitu semua
faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu
penyakit. Faktor tersebut antara lain:
1. Faktor keturunan
Berbagai macam penyakit yang dapat diturunkan seperti misalnya penyakit
alergis, kelainan jiwa, dan beberapa jenis penyakit kelainan darah.
2.
Mekanisme pertahanan tubuh
Secara umum, mekanisme pertahanan
tubuh dapat dibedakan atas dua macam yaitu pertahanan tubuh umum dan pertahanan
tubuh khusus. Contoh mekanisme pertahanan tersebut sebagai berikut:
- Umum: kulit yang utuh, mukosa yang
utuh, kuku, rambut, bulu hidung, sekresi tubuh, tonsil, hati, limpa, kelenjar
llimpa.
- Khusus: pembentukan antibody,
leukositosis, patositosis, imunisasi, pemberian serum.
3.
Umur
Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.
Misalnya penyakit campak, polio, dan dipteri yang banyak ditemukan pada anak-anak.
4.
Jenis kelamin
Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim pada perempuan.
Misalnya tumor prostat pada laki-laki, sedangkan tumor rahim pada perempuan.
5.
Ras
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu, misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat, terutama Negara Inggris.
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering terserang penyakit tertentu, misalnya penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat, terutama Negara Inggris.
6.
Status
perkawinan
Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.
Sering disebutkan bahwa para jejaka ternyata mempunyai resiko kecelakaan yang lebih tinggi daripada yang telah berkeluarga.
7.
Pekerjaan
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan jiwa daripada bawahan atau karyawan lainnya
8.
Kebiasaan hidup
Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
2.2.2 Agent: Bibit penyakit
Seseorang yang terbiasa hidup kurang bersih, tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi daripada sebaliknya.
2.2.2 Agent: Bibit penyakit
Yaitu suatu substansi atau
elemen tertentu yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menimbulkan atau
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Substansi dan elemen yang dimaksud
banyak macamnya, yang secara sederhana dapat dikelompokkan dalam lima macam,
yaitu:
a. Golongan nutrient
Golongan nutrient adalah zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melangsungkan fungsi kehidupan. Golongan
nutrient dibedakan menjadi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air. Jika seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, akan
timbul penyakit tertentu.
b. Golongan kimia
Golongan kimia adalah berbagai
zat kimia yang ditemukan di alam dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh.
Sebenarnya golongan nutrient termasuk golongan kimia, namun karena zat gizi menempati
peranan tersendiri dalam kesehatan, maka pembicaraannya sering dipisahkan.
Apabila tubuh terkena dan atau kemasukan zat kimia kimia tertentu seperti logam
berat, gas beracun atau debu, akan dapat menimbulkan beberapa penyakit
tertentu.
c. Golongan fisik
Golongan fisik seperti suhu yang
terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising, kelembaban udara,
tekanan udara, radiasi atau trauma mekanis, dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit. Perannya dalam menimbulkan penyakit pada umumnya jika berada dalam
keadaan yang ekstrim, baik dari segi jumlah, ataupun dari segi kualitas.
d. Golongan mekanik
Golongan mekanik sering
digolongkan pula kedalam golongan fisik.Bedanya, pada golongan mekanik unsure
campur tangan manusia lebih banyak ditemukan, seperti misalnya kecelakaan di
jalan raya, pukulan, dan lain-lain.
e. Golongan biologic
Penyebab penyakit yang termasuk
golongan biologic dapat berupa jasat renik (micro organisme) dan atau yang
bukan jasat renik baik yang berasal dari hewan (flora) dan ataupun yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan (fauna). Contohnya adalah metazoan, protozoa, bakteri,
virus, jamur.
2.2.3 Lingkungan
Yaitu agregat dari seluruh
kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
suatu organism. Secara umum, lingkungan terbagi atas dua macam yaitu:
a. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah
lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar manusia. Misalnya cuaca, musim,
keadaan geografis, dan struktur geologi.
b. Lingkungan non fisik
Lingkungan non fisik ialah
lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, termasuk
faktor social budaya, norma, nilai, dan adat istiadat. Peranan lingkungan dalam
menyebabkan timbul atau tidaknya penyakit dapat bermacam-macam. Salah satunya
sebagai reservoir bibit penyakit, yaitu sebagai tempat hidup yang dipandang
paling sesuai bagi bibit penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit dapat didefinisikan sebagai perubahan pada individu-individu yang
menyebabkan parameter kesehatan merka berada pada di bawah kisaran normal.
Penyakit menular adalah penyakit yang secara alamiah dapat berpindah dari
seseorang kepada orang lain.
Ada empat faktor
utama yang terkait dengan perkembangan berbagai jenis penyakit di masyarakat
(lingkungan, perilaku manusia, keturunan, dan pelayanan kesehatan yang
tersedia). Kondisi ini memengaruhi status kesehatan masyarakat.
Penyebaran penyakit
dalam epidemiologi sering dibedakan atas tiga macam yakni penyebaran menurut
ciri-ciri manusia, tempat dan waktu.
Ada tiga faktor
yang berperan pada setiap kejadian (penyebaran) penyakit, yaitu: Manusia sebagai tuan rumah (host), penyebab/hama penyakit (agent), lingkungan
yang mempengaruhi (environment). Faktor yang merupakan mata rantai itu ada 6, yaitu: adanya sumber penularan, adanya hama penyakit,
adanya pintu keluar, adanya cara penularan, adanya pintu masuk, adanya
kerentanan.
3.2 Saran
Adapun saran kami
untuk mencegah penyebaran penyakit khususnya penyakit infeksi maka yang perlu dilakukan
adalah:
- Sering mencuci tangan sebelum dan sesudah mempersiapkan makanan, sebelum dan setelah ke toilet.
- Vaksinasi, imunisasi dapat mengurangi risiko terhadappenyakit. Pastikan anak Anda mengikuti jadwal vaksinasi dengan baik.
- Bijaksana
mengunakan antibiotik. Minum antibitoik sesuai resep dokter dan patuhi
aturannya. Lakukan seks dengan aman. Gunakan kondom jika Anda atau
pasangan memiliki risiko penyakit menular seksual atau kebiasaan
berisiko tinggi.
Bepergian secara bijak. Jangan naik pesawat jika Anda sakit. Dengan banyak orang dalam ruangan kecil, anda dapat menginfeksi penumpang lainnya di pesawat dan perjalanan tidak nyaman. - Jangan
berbagi barang pribadi, seperti sikat gigi, sisir, dan alat cukur sendiri.
Jagalah kesehatan hewan peliharaan. Bawalah hewan peliharaaan ke dokter hewan untuk perawatan rutin.Jagalah areal hidup hewan Anda dengan bersih.. - Perhatikan agar selalu membersihkan zona panas di rumah Anda seperti dapur dan kamar mandi. Dua ruangan ini dapat memiliki konsentrasi bakteri yang tinggi.
Promosi kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan di masyarakat haruslah memperhatikan
pengaruh-pengaruh aspek-aspek sosial budaya dalam perubahan perilaku sehat
masyarakat.
Judul: Epidemiologi Deskriptif
Ditulis Oleh OMG SHOP
Silahkan tinggalkan komentar dan sarannya demi kemajuan blog ini kedepan...., Terima kasih
Tidak ada komentar :
Posting Komentar