Selasa, 02 Desember 2014

epidemiologi poliomeningitis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyakit polio atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan poliomielitis adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio. Virus polio ini termasuk dalam kelompok enteroviorus, famili Picornavirus. Jenis virus ini sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan klor. Virus ini bisa mati dalam suhu yang tinggi namun bisa bertahan hidup selam bertahun - tahun dalam keadaan beku. Penyakit polio ini termasuk penyakit yang menular. Penyakit ini menyerang pada setiap orang tanpa mengenal usia, namun 50% kasusnya terjadi pada anak berusia antara 3 - 5 tahun.
Virus polio dapat melumpuhkan bahkan membunuh. Virus ini menular melalui air dan kotoran manusia. Sifatnya sangat menular dan selalu menyerang anak balita. Dua puluh tahun silam, polio melumpuhkan 1.000 anak tiap harinya di seluruh penjuru dunia. Tapi pada 1988 muncul Gerakan Pemberantasan Polio Global. Lalu pada 2004, hanya 1.266 kasus polio yang dilaporkan muncul di seluruh dunia. Umumnya kasus tersebut hanya terjadi di enam Negara. Kurang dari setahun ini, anggapan dunia bebas polio sudah berakhir.
Pada awal Maret tahun 2005, Indonesia muncul kasus polio pertama selama satu dasa warsa. Artinya, reputasi sebagai negeri bebas polio yang disandang selama 10 tahun pun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Jawa Barat terjangkit penyakit ini. (Lebih lanjut baca  "Polio: cerita dari Jawa Barat)  Menurut analisa, virus tersebut dibawa dari sebelah utara Nigeria. Sejak itu polio menyebar ke beberapa daerah di Indonesia dan menyerang anak-anak yang tidak diimunisasi. Polio bisa mengakibatkan kelumpuhan dan kematian. Virusnya cenderung menyebar dan menular dengan cepat apalagi di tempat-tempat yang kebersihannya buruk.
Indonesia sekarang mewakili satu per lima dari seluruh penderita polio secara global tahun ini. Kalau tidak dihentikan segera, virus ini akan segera tersebar ke seluruh pelosok negeri dan bahkan ke Negara-negara tetangga terutama daerah yang angka cakupan imunisasinya masih rendah.
Indonesia merupakan Negara ke-16 yang dijangkiti kembali virus tersebut. Banyak pihak khawatir tingginya kasus polio di Indonesia akan menjadikan Indonesia menjadi pengekspor virus ke Negara-negara lain, khususnya di Asia Timur. Wabah polio yang baru saja terjadi di Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah krisis kesehatan dengan implikasi global.

1.2  Tujuan
1.2.1   Tujuan Umum
Ø Untuk mengidentifikasi program penanggulangan penyakit Poliomielitis
1.2.2   Tujuan Khusus
Ø Untuk mengetahui Definisi Penyakit Poliomielitis
Ø Untuk mengetahui Manifestasi Klinis
Ø Untuk mengetahui Etiologi Poliomielitis
Ø Untuk mengetahui Epidemiologi Poliomielitis
Ø Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi timbulnya Penyakit Poliomielitis
Ø Untuk mengetahui Perjalanan Penyakit Poliomielitis
Ø Untuk mengetahui Pencegahan Penyakit Poliomielitis















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Definisi Penyakit Poliomielitis
Poliomielitis merupakan penyakit yang disebabkan virus polio yang  tergolong dalam Picornavirus (Suatu mikro organisme berukuran kecil, namun menyebabkan kelumpuhan). Penyakit polio disebabkan oleh infeksi virus yang berasal dari genus enterovirus dan famili picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran atau sekret tenggorokan orang yang terinfeksi serta melalui benda benda yang terkontaminasi.

2.2    Manifestasi  Klinis
Gejala klinik dapat berupa :
1.      Poliomielitis Asimtomatis (silent infection): Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
2.      Poliomielitis Abortif: Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.
3.      Poliomielitis Non Paralitik: Gejala klinik hampir sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk ke dalam fase kedua dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini ialah adanya nyeri dan kaku otot belakang leher,dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior. Bila anak berusaha duduk dari sikap tidur , maka ia akan menekuk dengan kedua lutut keatas sedangkan kedua tangan menunjang kebelakang ke tempat tidur dan terliahat kekakuan otot spinal oleh spasme. Kuduk kakau terlihat secara pasif dengan kerning yang positif.”head drop” yaiutu bila tubuh penderita ditegakkan kebelakang dengan menarik kedua ketiak akan menyebabkan  kepala terjatuh ke belakang.
4.      Poliomielitis Paralitik: Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus.
Secara klinis poliomielitis paralitik dapat dibedakan beberapa bentuk :
a.       Bentuk spinal
Dengan gejala kelemahan otot leher, abdomen, tubuh, diagfrakma, toraks dan terbanyak ektremitas bawah (tungkai bawah otot kuardrisep femoris, lengan otot deltoisdeus), tidak terdapat gangguan sensibilitas.
b.       Bentuk bulber
Gangguan motorik satu atau lebih saraf otak dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni pernafasan dan sirkulasi
c.        Bentuk bulbospinal
Didapatkan gejala campuran antarabentuk spinal dan bentuk bulbar.
d.      Bentuk ensefalitik
Dapat disertai gejala delirium, kesadaran yang menurun, tremor dan kadang-kadang kejang.

Adapun jenis-jenis polio dan gejalanya antara lain :
1.       Polio Non-Paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
2.      Polio Paralisis Spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3.      Polio Bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran, saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher ( Wilson, 2001 ). 

2.3    Etiologi Poliomielitis
Penyebab polio adalah virus polio.Virus polio merupakan RNA virus dan termasuk famili Picornavirus dari genus Enterovirus. Virus polio adalah virus kecil dengan diameter 20-32 nm, berbentuk spheris dengan struktur utamanya RNA yang terdiri dari 7.433 nukleotida, tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan terhadap asam lambung dan empedu. Virus tidak akan rusak dalam beberapa hari pada temperatur 20 – 80 C, tahan terhadap gliserol, eter, fenol 1% dan bermacam-macam detergen, tetapi mati pada suhu 500 – 550 C selama 30 menit, bahan oksidator, formalin, klorin dan sinar ultraviolet. Selain itu, penyakit ini mudah berjangkit di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, melalui peralatan makan, bahkan melalui ludah.
Secara serologi virus polio dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
·         Tipe I Brunhilde
·         Tipe II Lansing dan
·         Tipe III Leoninya
Tipe I yang paling sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas, tipe II kadang-kadang menyebabkan wajah yang sporadic sedang tipe III menyebabkan epidemic ringan. Di Negara tropis dan sub tropis kebanyakkan disebabkan oleh tipe II dan III dan virus ini tidak menimbulkan imunitas silang.
Penularan virus terjadi melalui
1.      Secara langsung dari orang ke orang
2.      Melalui tinja penderita
3.      Melalui percikan ludah penderita
Virus masuk melalui mulut dan hidung,berkembang biak didalam tenggorokan dan saluran pencernaan,lalu diserap dan disebarkan melalui system pembuluh darah dan getah bening
Resiko terjadinya Polio:
a.    Belum mendapatkan imunisasi
b.    Berpergian kedaerah yang masih sering ditemukan polio
c.    Usia sangat muda dan usia lanjut
d.   Stres atau kelehahan fisik yang luar biasa(karena stress emosi dan fisik dapat melemahkan system kekebalan tubuh).

2.4    Epidemiologi Penyakit Poliomielitis
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia. Manusia merupakan satu- satunya reservoir penyakit poliomyelitis. Di negara yang mempunyai 4 misim, penyakit ini lebih sering terjadi di musim panas, sedangkan di musim tropis musim tidak berpengaruh. Penyebaran penyakit ini terutama melalui cara oral- fecal walaupun penyebarannya melalui saluran nafas dapat juga terjadi.
Sebelum tahun 1880 penyakit ini sering terjadi secara sporadic, dimana epidemic yang pertama sekali dilaporkan dari Scandinavia dan Eropa Barat, kemudian Amerika Serikat. Pada akhir tahun 1940-an dan awal tahun 1950-an epidemic Poliomielitis secara teratur ditemukan di Amerika Serikat dengan 15.000 – 21.000 kasus kelumpuhan setiap tahunnya. Pada tahun 1920, 90% kasus terjadi pada anak <5 tahun, sedangkan di awal tahun 1950-an, kejadian tertinggi adalah pada usia 5-9 tahun, bahkan belakangan ini lebih dari sepertiga kasus terjadi pada usia >15 tahun.
Sejak dipergunakannya vaksin pada tahun 1955 dan 1962, secara dramatis terjadi penurunan jumlah kasus di negara maju. Di Amerika Serikat angka kejadian turun dari 17.6 kasus Poliomielitis per 100.000 penduduk di tahun 1955 menjadi 0.4 kasus per 100.000 penduduk di tahun 1962. Sejak tahun 1972, kejadiaannya <0.01 kasus per 100.000 penduduk atau 10 kasus per tahun.

2.5    Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit Poliomielitis
Terjadinya wabah polio biasanya akibat:
·      Sanitasi yang jelek
·      Padatnya jumlah penduduk
·      Tingginya pencemaran lingkungan oleh tinja
·      Pengadaan air bersih yang kurang

2.6    Perjalanan Penyakit Poliomielitis
Bila tertelan virus yang virulen, maka akan terjadi multiplikasi di orofaring dan mukosa usus. Invasi sistemik terjadi melalui sistem limfatik dan kemudian darah. Kira-kira 7-10 hari setelah tertelan virus, kemudian terjadi penyebaran, termasuk ke susunan syaraf pusat. Penyebaran virus polio melalui syaraf belum jelas diketahui. Penyakit yang ringan (minor illness) terjadi pada saat viremia, yaitu kira-kira hari ketujuh , sedangkan major illness ditemukan bila konsentrasi virus di susunan syaraf pusat mencapai puncaknya yaitu pada hari ke-12 sampai 14.
Penularan dapat melalui:
a.    Inhalasi
b.    Makanan dan Minuman
c.    Bermacam serangga seperti lipas dan lalat.
Penyebaran dipercepat bila ada wabah atau pada saat yang bersamaan dilakukan pula tindakan bedah seperti tonsilektomi ,ekstraksi gigi dan penyuntikan.Walaupun penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang harus segera dilaporkan ,Namun data epidemiologi yang sukar didapat.Dalam salah satu symposium imunisasi dijakarta(1979) dilaporkan bahwa:
1.      Jumlah anak berumur 0-4 tahun yang tripel negative  makin bertambah (10%)
2.      Insiden polio berkisar 3,5-8/100.000 penduduk.
3.      Paralytic rate pada golongan 0-14 tahun dan setiap tahun bertambah dengan 9.000 kasus.
Mortalitas tinggi terutama pada poliomyelitis tipe paralitik ,disebabkan oleh komplikasi berupa kegagalan nafas ,sedangkan untuk tipe ringan tidak dilaporkan adanya kematian.Walaupun kebanyakan poliomyelitis tidak jelas /inapparent (90-95%);hanya 5-10% yang memberikan gejala poliomyelitis

2.7    Pencegahan Penyakit Poliomielitis
·      Jangan masuk ke daerah wabah
·      Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor – faktor predisposisi seperti tonsilektomi, suntik, dan lain – lain.
·      Mengurangi aktifitas jasmani yang berlebihan
·      Imunisasi aktif
Imunisasi polio yang harus diberikan sesuai rekomendasi WHO adalah sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian, diulang usia 1,5 tahun, dan 15 tahun. Upaya ketiga adalah survailance accute flaccid paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun. Mereka harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena polio atau bukan.Tindakan lain adalah melakukan mopping-up. Yakni, pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak usia di bawah lima tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.

2.8    Penanggulangan Penyakit Poliomielitis
1.      Memberi imunisasi polio pada semua anak sebanyak empat kali sebelum usia satu tahun sebagai bagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakit utama anak (tuberkulosis/meningitis, polio, dipteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis B).
2.      Melalui Pekan Imunisasi Nasional semua anak di bawah usia lima tahun diberi dua dosis vaksin polio dengan tenggang waktu satu bulan.
3.      Sistem  pengamatan dibuat sedemikian rupa sehingga tak ada kasus polio yang tak  teridentifikasi.
4.      Mengirim  tim untuk melakukan imunisasi dari rumah ke rumah di wilayah virus polio dicurigai masih beredar.

BAB III
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
1.   Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.
2.   Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
3.   Terjadinya wabah polio biasanya akibat:
·      Sanitasi yang jelek
·      Padatnya jumlah penduduk
·      Tingginya pencemaran lingkungan oleh tinja
·      Pengadaan air ber`sih yang kurang
4.   Penularan dapat melalui:
a.    Inhalasi
b.    Makanan dan Minuman
c.    Bermacam serangga seperti lipas dan lalat.
5.   Pencegahan Penyakit Poliomielitis
·      Jangan masuk ke daerah wabah
·      Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor – faktor predisposisi seperti tonsilektomi, suntik, dan lain – lain.
·      Mengurangi aktifitas jasmani yang berlebihan
·      Imunisasi aktif



3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada masyarakat agar terhindar dari penginfeksian penyakit poliomeilitis  yang disebabkan oleh virus yang disebut dengan poliovirus ini adalah:
a.    Jagalah sanitasi lingkungan anda, sanitasi lingkungan merupakan hal yang sepele namun sangat penting. Apabila sanitasi lingkungan kita tidak dijaga, maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit tidak hanya penyakit poliomielitis.
b.    Jagalah makanan ataupun minuman yang akan dikonsumsi karena hal ini sangat penting dimana makanan atau minuman menjadi tempat perantara penyebaran penyakit poliomielitis.
c.    Untuk pencegahannya yaitu diberikan vaksin polio idealnya pada anak-anak agar dapat diantisipasi penyakit poliomielitis ini.














Terima Kasih Anda Telah Membaca Tulisan Ini
Judul: epidemiologi poliomeningitis
Ditulis Oleh OMG SHOP
Silahkan tinggalkan komentar dan sarannya demi kemajuan blog ini kedepan...., Terima kasih

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Scary Pumpkin 3